BACA JUGA

Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol !

  Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol ! Konsekuensi pertama yang harus dirasakan saat menggunakan Pertalite dengan Ron 86 adalah keborosan, ini jangka pendek jangka panjangnya ambrol tu mesin kamu hahaha.. Kenapa hal itu bisa terjadi? kalian perlu ketahui dahulu apa itu manfaat Ron atau Research Octan Number pada pembakaran mesin. Ron 86 merupakan bagian dari bilangan oktan, bilangan octan sendiri merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Pada pembakararn di dalam mesin, campuran udara dan bensin mendapatkan tekanan akibat kinerja dari piston sampai dengan volume yang sangat kecil, yang kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Ron yang biasa digunakan antara lain, 87, 88, 89, 90, 91 dan bahkan ada yang lebih juga. Research Octane Number ? Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Penambahan  tetraetil timbal  (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin a

5 Kebiasaan Dasar Untuk Menjadi Orang Yang Cerdas Dalam Berpikir

 5 Kebiasaan Dasar Untuk Menjadi Orang Yang Cerdas Dalam Berpikir.

Disclaimer : 
Kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana dalam tulisan di bawah ini tidak sepatutnya kalian percayai begitu saja. Selagi masih punya otak gunakan otakmu untuk berpikir secara kritis dan sistematis, terutama teruntuk kalian yang masih berumur 15 tahun.

Menghayal Sedang Berpikir



     Menjadi orang yang cerdas dalam berpikir tentunya tidak begitu saja terjadi, dan sesungguhnya orang cerdas itu bukanlah bawaan dari lahir melainkan berasal dari kebiasaan positif yang kita jalani dalam kurun waktu yang lama. Salah satu faktor yang menentukan mudahnya kita dalam mengasah otak untuk bisa berpikir cerdas adalah kebiasaan berpikir secara mendasar. Berpikir yang saya maksud ini saya artikan berpikir secara fundamental, hal ini tentunya menuntut kita untuk mengupas suatu pengertian, dan pengertian yang sudah disepakati benar itu perlu kita kuliti dan kupas bahwa itu masih belum sepenuhnya benar.

      Untuk menjadi orang yang memiliki kemampuan berpikir yang cakap berikut ini adalah kebiasaan yang perlu kalian lakukan, tapi sebenarnya ini juga tidak perlu kalian lakukan terlebih lagi untuk kalian yang sebenarnya sudah merasa cerdas dalam berpikir.

Apa yang terjadi dengan literasi...?
     Mungkin, aktivitas literasi dianggap sebagai kegiatan semua manusia yang masih hidup dan bisa berpikir, karena secara umum kita sudah dipalsukan dalam memahami pengertian literasi. Kalau kegiatan literasi hanya sekadar diartikan sebagai aktivitas membaca, menulis, hal itu jelas keliru, karena sesungguhnya literasi ini merupakan kegiatan pertentangan antara pikiran dan apa yang sedang indera mata terima (penjelasan khususnya). Seperti yang di awal tadi, bahwa kita harus curiga terhadap apa yang sedang kita lihat dan itu berarti kita akan mengujinya, yang pertama dengan menguji formulasi di pikiran kita.

    Jika aktivitas ini terjadi pada 5% manusia maka akan begitu dahsyat pengaruhnya terhadap peradaban ini. Namun bagaimana kita dapat menmgetahui bahwa ada 5% manusia yang berpikir seperti yang saya ungkapkan tadi, jika diluar sana ada banyak manusia yang lebih pandai berbohong dari pada pandai berbuat jujur, akhirnya dapat kita percayai bahwa mengetahui ada %5 manusia itu cukuplah susah, parameternya hanyalah indikator-indikator yang mana hal itu kita buat dengan tujuan mengungkap kecerdasan literasi manusia.

     Budaya berpikir secara sistematis akan mengajarkan kita betapa pentingnya skala prioritas, umum menuju khusus dan dari khusus menuju yang lebih umum. Berpikir secara sistematis ini layaknya sistem keilmuan, hal itu hanya terjadi pada para akademisi atau bahkan peneliti yang lebih membudayakan budaya keilmuan itu (ilmuwan). Sedangkan budaya berpikir yang sedang terjadi pada kita adalah berpikir secara blak-blakan terhadap apa yang sudah dianggap benar, kita mengikuti begitu saja akan sesuatu yang sedang dipercayai oleh masyarakat di luar sana. Dan hal seperti itu sesungguhnya indikasi kekeliruan kita dalam menggunakan pikiran.

        Maaf saya bilang ini sebagai kekeliruan, kekeliruan yang terjadi adalah, menghapal, ini sangat kacau ketika para siswa dituntut untuk menghapal yang artinya seakan ini bukan hanya menjerumuskannya tetapi lebih terhadap penghinaan berpikir. Orang bodohpun pasti tahu, bahwa hewan yang dianggap pintar adalah hewan yang dapat menghapal, dan pasti paham juga jika hewan memang memiliki kemampuan mekanisme, dan jika manusia dikendalikan dengan budaya menghapal maka sesungguhnya kita dalam ancaman yang besar jika sewaktu ada tuntuttan yang seharusnya kita sudah panda dalam menggunakan otak. 

     Jadi, hal yang akan menentukan secara mendasar untuk kecerdasan berpikir adalah berpikir secara fundamental dan sitematis. Menghapal bukanlah suatu bagian dari kecerdasan pikiran melainkan suatu aktivitas otak yang bersifat mekanisme.

#berpikir


Komentar