BACA JUGA

Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol !

  Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol ! Konsekuensi pertama yang harus dirasakan saat menggunakan Pertalite dengan Ron 86 adalah keborosan, ini jangka pendek jangka panjangnya ambrol tu mesin kamu hahaha.. Kenapa hal itu bisa terjadi? kalian perlu ketahui dahulu apa itu manfaat Ron atau Research Octan Number pada pembakaran mesin. Ron 86 merupakan bagian dari bilangan oktan, bilangan octan sendiri merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Pada pembakararn di dalam mesin, campuran udara dan bensin mendapatkan tekanan akibat kinerja dari piston sampai dengan volume yang sangat kecil, yang kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Ron yang biasa digunakan antara lain, 87, 88, 89, 90, 91 dan bahkan ada yang lebih juga. Research Octane Number ? Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Penambahan  tetraetil timbal  (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin a

Ekploitasi Masyarakat Tradisional (Petani)

 

Ekploitasi Masyarakat Tradisional (Petani)

            Petani non mitra, di mana mereka tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan komoditas secara banyak karena keterbatasan lahan dan harga yang cenderung dibeli murah oleh pengepul.

Eksploitasi petani


            Eksploitasi terhadap Masyarakat Tradisional bukan hanya terjadi di era penjajahan saja, namun sebenarnya pada era-era sekarang ini juga terjadi, karena keadaan pula kesadaran kita dalam hal itu sangat rendah  karena sesungguhnya masyarakat sendiri tidak menyadari jika yang terjadi pada mereka adalah praktik eksploitasi dari pihak penguasa. Dalam konteks ini disebutkan penguasa karena pada dasarnya kecenderungan masyarakat tradisional tunduk terhadap apa yang mereka anggap memiliki kemampuan menindas mereka, entah itu dengan perangkat wewenang, undang-undang, atau karena hierarki.

            Eksploitasi pada era-era penjajahan, dalam bentuk pengurasan tenaga miliki para rakyat pribumi, di mana para penjajah menginginkan tenaga dari pribumi yang dihargai murah untuk kepentingan kekuasaan, dan pembangunan. Jika kita referensi dari masa kelam atau sejarah, pembeliaan tenaga oleh penguasa guna menciptakan tatanan kekuasaan dan kehidupan baru tergolong dalam penjajahan, artinya eksploitasi seperti tersebut menunjukkan bahwa rendahnya nila kemanusiaan dan robohnya kebebasan manusia. Saya meneyebut kebebasan manusia karena secara etika mereka sudah merampas hak yang dimiliki setiap manusia dalam bentuk eksploitasi tenaga.

            Eksploitasi itu terjadi kepada mereka yang tergolong miskin, artinya penguasa memanfaatkan kebutuhan masyarakat miskin untuk menekan eksploitasi secara berkelanjutan. Karena pada dasarnya kebutuhan pokok harus dipenuhi setiap hari oleh masyarakat miskin maka mau tidak mau akan mengikuti sistem keberlanjutan eksploitasi penguasa tersebut. Selanjutnya, karena sudah masuk dalam sistem keberlanjutan maka yang terjadi pada masyarakat tersebut adalah menganggap eksploitasi sebagai bentuk hubungan kerjasama yang sesungguhnya sangat merugikan masyarakat secara jangka panjang. Bahkan, sampai pada era-era sekarang pun masyarakat yang sudah tidak asing dengan praktik semacam itu menganggapnya sebagai hubungan kerja sama saja, dan apabila mereka menuntut kesesuaian mereka akan dialihkan dengan problem jenjang pendidikan mereka, perkembangan ekonomi sekitar yang sesunguhnya ini akan menjadi keterpurukkan masyarakat dalam jangka panjang juga.

            Selanjutnya, keterpurukkan yang disebabkan oleh masa lalu masyarakat  itu berlangsung terus menerus dalam versi dan kemasan yang berbeda. Karena dibentuk atas dasar eksploitasi yang berkelanjutan keterpurukkan itupun seharusnya bukan hanya menjadi perhatian tetapi bagaimana sebibisa mungkin kita menciptakan kesejahteraan yang sepatutnya didapatkan oleh masyarakat yang saya sebutkan tadi. Untuk mengambarkan tentang eksploitasi tersebut, berikut saya kategorikan menjadi beberapa bagian, namun kali ini tertuju pada pertanian.

Masyarakat dengan sumber penghasilan utama dari pertanian.

Masyarakat dengan hasil pertaniannya khususnya di pedesaan belum bisa menjadi tumpuan utama bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok hariannya. Dengan sumber penghasilan dari pertanian maka yang terjadi pada masyarakat ini adalah memaksakan pengaturan konsumsi pokok seketat mungkin. Belum lagi terkena beban pajak yang sesungguhnya itu justru menggambarkan betapa keantusiasan masyarakat di bidang pertanian pedesaan dalam upaya taat pada regulasi kepemilikan lahan, namun bagaimana dengan petani yang tidak memiliki lahan tetapi ketika mereka menyewa lahan milik perhutani menanggung beban pajak lebih besar daripada kepemilikan sendiri.

Monopoli panen yang tidak diketahui siapa yang memainkan harga satu komoditas hasil dari petani tersebut memberikan dampak bagi pemenuhan kebutuhan pokok harian. Poin tersebut kembali lagi memicu bagiamana harga menentukan bagaimana seorang masyarakat akan mengatur ulang pemenuhan kebutuhan pokok dan sesungguhnya yang terjadi pada masyarakat tersebut menganggap hal itu sudah biasa dan memaklumi. Kehendak mendapatkan harga yang sesuai akan komoditas hasil pertanian dikesampingkan masyarakat atas alasan bahwa harga ditentukan oleh pembeli dan sesungguhnya yang terjadi pada keadaan ini masyarakat sedang ditindas oleh pembeli komoditas masyarakat.

Komentar