BACA JUGA

Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol !

  Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol ! Konsekuensi pertama yang harus dirasakan saat menggunakan Pertalite dengan Ron 86 adalah keborosan, ini jangka pendek jangka panjangnya ambrol tu mesin kamu hahaha.. Kenapa hal itu bisa terjadi? kalian perlu ketahui dahulu apa itu manfaat Ron atau Research Octan Number pada pembakaran mesin. Ron 86 merupakan bagian dari bilangan oktan, bilangan octan sendiri merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Pada pembakararn di dalam mesin, campuran udara dan bensin mendapatkan tekanan akibat kinerja dari piston sampai dengan volume yang sangat kecil, yang kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Ron yang biasa digunakan antara lain, 87, 88, 89, 90, 91 dan bahkan ada yang lebih juga. Research Octane Number ? Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Penambahan  tetraetil timbal  (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin a

Pengertian Kebijakan Dividen

Pengertian Kebijakan Dividen

    Pengertian kebijakan dividen adalah keputusan direksi apakah laba yang dihasilkan perusahaan pada akhir periode dibagikan kepada para pemilik saham (dividen) atau laba tersebut ditahan sebagai penambah modal perusahaan yang akan digunakan dalam kegiatan, atau investasi pengembangan perusahaan dimasa mendatang.

 

Pengertian Kebijakan Dividen


Kebijakan dividen selalu berkaitan langsung dengan keputusan pendanaan perusahaan.

Kebijakan dividen adalah salah satu fungsi manajemen keuangan yang berkaitan erat dengan struktur modal perusahaan.

 

Jadi ketika dalam sebuah perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan. Ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan atas keuntungan yang diraih tersebut :

·        Laba dibagikan kepada para pemegang saham (dividen)

·        Laba digunakan kembali untuk kegiatan dan ekspansi usaha (laba ditahan)

·        Laba dibagi antara dividen dan sebagian lagi digunakan untuk laba ditahan.

 

Apabila manajemen perusahaan mengambil laba dibagikan sebagai dividen, maka sumber pendanaan internal akan berkurang. Laba ditahan berkurang. Demikian juga sebaliknya, apabila perusahaan memilih opsi untuk tidak membagikan deviden, maka dana internal perusahaan akan membesar.

Laba ditahan adalah salah satu sumber pendanaan perusahaan yang sangat penting untuk digunakan dalam membiayai pertumbuhan perusahaan. Semakin besar laba ditahan, maka akan semakin kuat struktur modal dan posisi keuangan perusahaan.

 

Semua langkah yang diambil dalam kebijakan dividen adalah bahwa setiap keputusan yang diambil harus tetap memperhatikan tujuan utama dari perusahaan, yaitu kesejahteraan pemilik perusahaan dan meningkatkan nilai dari perusahaan.

 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kepentingan para pemegang saham, kepentingan usaha perusahaan dan bahkan kepentingan masyarkat sekitar dan pemerintah.

 

Tipe Kebijakan Dividen

1. Kebijakan Dividen Stabil

Jenis kebijakan dividen yang stabil adalah jumlah nominal dividen yang dibayarkan tetap disetiap periodenya. Nominal pembayaran dividen tidak akan naik dan turun. Stabil diangka yang sama. Alasan perusahaan yang melakukan kebijakan dividen stabil ini adalah untuk menciptakan kesan terhadap pemegang saham (investor) bahwa pembayaran dividen yang stabil mengindikasikan kinerja perusahaan juga stabil dari tahun ketahun. Walaupun perusahaan secara akuntansi mengalami kerugian, pemegang saham akan tetap menerima dividen dengan jumlah sama seperti tahun sebelumnya.

 

2. Kebijakan Dividen Rasio Tetap

Maksud dari kebijakan dividen rasio yang tetap adalah bahwa dividen dibagikan berdasarkan rasio yang tetap disetiap periodenya. Besar kecil jumlah nominal dividen yang dibagikan tidak sama dari tahun ketahun. Tergantung pada laba yang dihasilkan. Misalnya, apabila perusahaan menetapkan dividen ratio sebesar 40 persen dari laba bersih yang dihasilkan. Maka setiap tahun, dividen yang dibagikan sebesar 40 persen dari laba bersih perusahaan. Setiap tahun, laba yang dihasilkan jumlahnya tentu berbeda beda. Kadang naik kadang turun.
Maka jumlah nomina dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan berbeda beda setiap tahunnya yang diambilkan dari 40 persen dari laba yang dihasilkan.

 

3. Kebijakan Dividen Fleksibel

Pada tipe kebijakan dividen ini, besar kecil dividen yang dibayarkan setiap tahunnya akan disesuaikan dengan kondisi finansial perusahaan. Setiap waktu perusahaan akan selalu mengalami perubahan, baik kondisi internal maupun eksternal. Untuk itu, dividen yang dibagikan akan mengikuti perkembangan kondisi perusahaan yang berbeda beda setiap tahunnya. Bahkan apabila kondisi keuangan perusahaan dirasa tidak memungkinkan, maka dividen tidak akan dibayarkan.

 

4. Kebijakan Dividen Residual

Tipe kebijakan dividen residu adalah dividen dibayarkan hanya apabila ada laba yang tersisa setelah perusahaan melakukan investasi. Apabila laba yang diinvestasikan kembali tidak tersisa, maka tidak ada pembagian dividen. Jadi laba yang dihasilkan akan digunakan untuk investasi, baru setelah investasi dilakukan dan ternyata masih ada sisa laba, maka sisa tersebut dibagikan dalam bentuk dividen. Biasanya, tipe investor yang senang dengan kebijakan dividen residual ini adalah investor jangka panjang yang tidak mengharapkan dividen, namun lebih mengharapkan perkembangan perusahaan.

 

5. Kebijakan Dividen Rendah + Ekstra

Maksudnya adalah Kebijakan dividen yang dibayarkan secara rutin disetiap periode dengan jumlah yang rendah. Ketika kondisi laba normal, dividen yang dibagikan akan tetap rendah. Namun walaupun ditetapkan rendah, ketika perusahaan berhasil meraih laba yang tinggi, perusahaan akan menambah "ekstra" dividen tersebut. Penambahan dividen ekstra ini biasanya akan direspon baik oleh pasar dan harga saham perusahaan mengalami kenaikan.

 

Pengumuman Dividen 

Pengumuman dividen adalah sebuah informasi yang sangat direspon pasar. Pengumuman laba dan pengumuman dividen sering digunakan manajer perusahaan untuk memberikan informasi bahwa perusahaan tersebut berprestasi dan mempunyai prospek yang cerah.

 

Bahkan menurut pendapat Aharony dan Swary [1980] dalam Nurhidayati [2006] menyatakan bahwa informasi pengumuman dividen lebih bernilai daripada pengumuman informasi laba (earning) perusahaan. Ada anggapan bahwa dengan adanya pembayaran dividen yang besar ada kecenderungan nilai saham perusahaan akan meningkat. Hal ini adalah anggapan investor yang melihat bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membagikan keuntungan.


Namun pembayaran dividen yang besar juga berdampak pada kemampuan modal perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha. Usaha yang tidak berkembang akan menyebabkan turunnya nilai saham perusahaan. Pada kondisi pasar modal yang sempurna. Penundaan membayar dividen kepada para pemilik saham yang bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha dan investasi yang menguntungkan akan berdampak pada kenaikan nilai saham.


Sepanjang perusahaan mempunyai rencana pengembangan dan investasi yang returnnya meyakinkan. Perusahaan akan menggunakan laba yang dihasilkan tersebut untuk mendanai rencananya. Apabila terdapat kelebihan laba yang digunakan, maka kelebihan laba tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham. Namun apabila tidak ada kelebihan laba maka tidak ada dividen yang bisa dibagikan kepada pemegang saham.

.
Walaupun pada kenyataannya, ada sejumlah perusahaan yang membayar dividen dengan stabil dan cenderung menghindari pengurangan dividen yang dibayarkan. Hanya karena manajemen ingin memperlihatkan bahwa perusahaannya memiliki kemampuan menghasilkan laba yang besar dan memiliki prospek yang bagus yang mampu membayar deviden kepada para pemegang sahamnya.

Komentar