BACA JUGA

Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol !

  Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol ! Konsekuensi pertama yang harus dirasakan saat menggunakan Pertalite dengan Ron 86 adalah keborosan, ini jangka pendek jangka panjangnya ambrol tu mesin kamu hahaha.. Kenapa hal itu bisa terjadi? kalian perlu ketahui dahulu apa itu manfaat Ron atau Research Octan Number pada pembakaran mesin. Ron 86 merupakan bagian dari bilangan oktan, bilangan octan sendiri merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Pada pembakararn di dalam mesin, campuran udara dan bensin mendapatkan tekanan akibat kinerja dari piston sampai dengan volume yang sangat kecil, yang kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Ron yang biasa digunakan antara lain, 87, 88, 89, 90, 91 dan bahkan ada yang lebih juga. Research Octane Number ? Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Penambahan  tetraetil timbal  (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin a

Perubahan Kehidupan Sosial Akibat Globalisasi

 

Perubahan Kehidupan Sosial di Era Globalisasi

            Dijerumuskan Masuk Globalisasi, yang di dalamnya penuh dengan monopoli.

Dampak Globalisasi

            Apa yang perlu kita pahami dari munculnya istilah globalisasi? kalau globalisasi diartikan sebagai proses integrasi internasioanal dan terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya, maka sesungguhnya yang terjadi pada masyarakat adalah peluluhan sekaligus pelunturan aspek-aspek asli suatu kelompok masyarakat. Kenapa saya bilang seperti itu? karena pada dasarnya sumberdaya manusia kita masih belum mampu untuk dipersaingkan pada globalisasi, dan saya menyebutnya kalau masyarakat kita saat ini memang sedang dijerumuskan ke dalam jurang, oleh siapa? kalian bisa menilainya sendiri.

            Jangka pendek secara signifikan terjadi pada masyarakat adalah perubahan budaya. Apa yang membatasi di era globalisasi ini supaya masyarakat tidak lepas dari pertumbuhan budaya asli mereka, kalau saya boleh curiga, sebenarnya yang terjadi ini hanyalah usaha merubah pola budaya masyarakat itu sendiri. Ketika perlahan budaya kita dilibas oleh kalimat-kalimat yang dibawa oleh kelompok-kelompok  modernisasi yang katanya juga atas nama globalisasi, dengan mudah masyarakat kita sendiri mengatakan bahwa kita tertinggal zaman. Dan konsekuensi yang akan berlanjut adalah kehidupan masyarakat kita selanjutnya akan didikte oleh kekuatan globalisasi.

            Dampaknya seperti apa secara nyata?

            Karena masyarakat ini masih dalam tahap berkembang dalam pengetahuannya maka dalam persaingan global kita akan menjadi bagian konsumen saja dan apabila ini memang terjadi secara terus menerus maka kita adalah lahan uang untuk negara-negara maju. Sementara di segi pendidikan, kita sudah tertinggal jauh, hal ini smakin mempermudah jalan negara-negara maju mengelabuhi kita, mengekploitasi kita.

Kekuatan globalisasi yang sudah sengaja disusupkan ke dalam masyarakat memang sedang bekerja secara mekanisme, mari kita lihat di segi pendidikan. Bagimana sebuah pendidikan sekarang  bekerja untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, betapa rawaknya arah pendidikan ini terjadi seakan masyarakat sudah tidak peduli lagi dengan pendidikan karena dampak globalisasi itu mengajarkan kita untuk memandang kehidupan ini secara materialisme saja, ini merupakan dampak yang sangat terasa pada satu abad terakhir, lalu gaya pendidikan kita sekarang menciptakan generasi untuk memandang dunia sebagai tempat memperkaya diri dengan uang dan mengekploitasi kaum terbodoh.

Perang  Hirarki?

Begitu banyaknya bidang memunculkan peluang baru untuk mendapatkan kesejahteraan, namun pada konkretnya kita bukanlah masyarakat yang dalam arti SDM sudah siap bersaing dengan negara di luar sana. Kalau menurut saya, kita itu sedang menaggung beban moral masyarakat kita sendiri dengan munculnya berbagai –persoalan-persoalan sebelum globalisasi sengaja dibukakan jalan masuk Indonesia. Persoalan tersebut yang mencangkup banyak hal, karena ini sebenarnya persoalan negara yang sedang berkembang maka sederet beban persoalan yang perlu dituntaskan memang banyak, ekonomi, politik, pendidikan, dan masih banyak lagi. Hingga kita kocar-kacir mengitu gaya kehidupan negara di luar sana akhirnya kita memaksakan diri hingga terlilit utang yang fantastis.

Pada akhirnya, karena begitu ruwetnya karena belum ada kesiapan maka dengan keterpaksaan-keterpaksaan itu memunculkan wilayah sosial baru, masyarakat cyber.  

Komentar