BACA JUGA

Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol !

  Pertalite Ron 86 penyebab mesin ambrol ! Konsekuensi pertama yang harus dirasakan saat menggunakan Pertalite dengan Ron 86 adalah keborosan, ini jangka pendek jangka panjangnya ambrol tu mesin kamu hahaha.. Kenapa hal itu bisa terjadi? kalian perlu ketahui dahulu apa itu manfaat Ron atau Research Octan Number pada pembakaran mesin. Ron 86 merupakan bagian dari bilangan oktan, bilangan octan sendiri merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Pada pembakararn di dalam mesin, campuran udara dan bensin mendapatkan tekanan akibat kinerja dari piston sampai dengan volume yang sangat kecil, yang kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Ron yang biasa digunakan antara lain, 87, 88, 89, 90, 91 dan bahkan ada yang lebih juga. Research Octane Number ? Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Penambahan  tetraetil timbal  (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin a

Sejarah resesi yang pernah terjadi di dunia

Sejarah resesi yang pernah terjadi di dunia

 

resesi

    Tahun 1907 Krisis perbankan Intemasional dimulai di New York, setelah beberapa dekade sebelumnya yakni mulai tahun 1860 - 1921 terjadi peningkatan hebatjumlah bank di Amerika s/d 19 kali lipat.

Tahun 1920 Terjadi depresi ekonomi di Jepang.

Tahun 1922- 1923 German mengalami krisis dengan hyper inflasi yang tinggi, karena takut mata uang menurun nilainya, gaji dibayar sampai dua kali dalam sehari.

Tahun 1927 Krisis keuangan melanda Jepang (37 Bank tutup); akibat krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan.

Tahun 1929-1930 The Great Crash ( di . pasar modal NY) & Great Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net. national productnya terpangkas lebih dari setengahnya.

Tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata uang intemasional; hal ini membuat UK meninggalkan standard emas.

Tahun 1944- 1966 Prancis mengalami hyperinflation akibat dari kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya.

Tahun 1944—1946 Hungaria mengalami hyperinflation dan krisis moneter, ini merupakan krisis terburuk Eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.

Tahun 1945 – 1948 Jerman mengalami hyperinflation akibat perang dunia kedua.

Tahun 1945 – 1955 Krisis Perbankan di Nigeria akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflation sejak tahun 1944 sampai 1966.

 Tahun 1950-1972 Ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomalianomali keuangan di dunia. J adi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) "tenang". Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh (collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971 - 1973 terjadi kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas = 38 USD). Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian barn, namun hanya bertahan 2-3 tahun saja.

 Tahun 1973 Tahun 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Pada tahun 1973 dan sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika barn di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan derivative .

 Tahun 1973 – 1974 Krisis perbankan kedua di Inggris; akibat Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.

 Tahun 1974 Krisis pada Eurodollar Market; akibat West German Bankhaus ID Herstatt gagal mengantisipasi international crisis.

 Tahun 1978-80 Deep recession di negara-negara industri akibat boikot minyak oleh OPEC, yang kemudian membuat melambung tingginya interest rate negara-negara industri.

 Tahun 1980 Krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayamya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di Eropa Barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.

 Tahun 1982 Terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.

Tahun 1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct 1987 di pasar modal USA & UK mengakibatkan otoritas moneter dunia meningkatkan money supply.

 Tahun 1994 Krisis keuangan di Mexico; kembali akibat kebijakan finansial yang tidak tepat.

 Tahun 1997-2002 Krisis keuangan melanda Asia Tenggara; krisis yang dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat kebijakan hutang yang tidak transparan. Krisis Keuangan di Korea; memiliki sebab yang sama dengan Asia Tenggara.

Tahun 1998 Krisis keuangan di Rusia; dengan jatuhnya nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi) Selanjutnya krisis keuangan melanda Brazil di tahun 1998.

Tahun 1999 Krisis keuangan melanda Argentina

Tahun 2007 – kini, merupakan krisis keuangan melanda Amerika Serikat masih dirasakan dampaknya yang mendunia hingga kini.


Komentar